Skip to main content

Kisah Tahun Baru yang Usang


Waktu yang menipu

Ketika kulihat lagi wajah waktu, disitu kulihat dia menangis disudut ruang pengap. Dia terduduk lemah ditempat dudukku. Wajahnya lelah dan semakin renta. Wajahnya mirip aku, yah… mirip sekali dengan perjalanan panjangku. Tatap matanya kosong dengan bias kebencian. Dia memandangku dan merasa kalah. Kekalahan baru dalam kembara panjangnya. Sementara waktu terus berlalu.

Artikel ini merupakan sambungan dari artikel Meninggalkan Waktu

Akhirnya kekalahan itu akan diwariskan kepada orang baru yang mencintai dunia bersama kebodohannya. Kutatap lagi matanya… dia mirip sekali denganku. Yah... dia wajahku yang dulu, yang bodoh dan penuh keangkuhan. Dia mirip sekali dengan segala kegagalan yang selama ini tanpa sadar aku agungkan. Sementara waktu terus berlalu.

Sejenak terdiam, lalu waktu berkata kepadaku. “selamat tinggal sahabat, selamat menjalani kemenangan tanpaku. Ingatlah walau sejenak, kalau kita pernah menikmati kesenangan dunia bersama”. Aku berbalik sambil berucap, “Terima kasih sahabat, telah menemani perjalanan dan kebodohanku selama ini”. Sementara waktu terus berlalu.

Ketika aku keluar dari ruangan pengap jiwaku, aku lihat senyum matahari berbeda dengan senyum sebelumnya. Tiba-tiba teleponku berdering, kulihat nama sahabatku, tapi aku takut mengangkatnya, sungguh aku takut. Karena aku tau kamu akan mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU. Sementara itu adalah penanda hidupnya waktu yang telah menipuku. Ketika telepon itu berdering untuk kedua kalinya, aku beranikan mendengar suaramu sahabat. “bro sekarang aku sudah bersama waktu dan siap menyambut tahun baru dengan semangat baru”.

Selamat wahai waktu. Kamu sudah menemukan korban baru…!!! Ingat wahai sahabat. Dia hanya menyisakan lelah dan kerentaan dalam kembara panjang kebodohan jika kamu tidak bisa menggunakannya. Sementara waktu terus berlalu. Dan terus berlalu, akan terus begitu, dan terus meninggalkanmu, lalu kembali lagi dengan senyum kemenangan piciknya ketika kamu benar-benar kalah melawan nafsu dalam kembara panjang hidupmu. Lalu waktu... terus berlalu.

Posting awal 2 Januari 2019
Update sesuai tanggal posting
Sumber foto :Muhulfah
Mau beli alat musik tradisional Kalimantan?
hubungi: 0898 8566 886 - 0811 5686 886.
Mau Lihat alat musiknya? klik link berikut
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK atau LIHAT ALAT MUSIK MELAYU